Monday, June 11, 2007

GINOGENESIS Ikan Lele (Clarias Sp)

Pendahuluan

Partenogenesis adalah satu-satunya proses reproduksi yang sama sekali tak memerlukan peran pejantan. Keturunan partenogenesis akan betina semua jika dua kromosom yang sama membentuk jenis kelamin betina (sistem kromosomnya XX adalah betina dan XY jantan), salah satunya adalah ginogenesis.
Ginogenesis adalah proses terbentuknya zigot dari gamet betina tanpa kontribusi dari gamet jantan. Dalam ginogenesis gamet jantan hanya berfungsi untuk merangsang perkembangan telur dan sifat-sifat genetisnya tidak diturnkan. Ginogenesis dapat terjadi secara alami dan buatan.
Ginogenesis buatan dapat dilakukan dengan mutagenesis sperma dengan sinar ultraviolet (UV) dan kejutan panas. Radiasi yang terjadi merupakan proses penyinaran dengan menggunakan bahan mutagen untuk menghasilkan mutan. Sinar ultraviolet (UV) merupakan radiasi yang juga merupakan sinar tidak tampak yang mempunyai panjang gelombang 200-380 nm.
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mempelajari teknik ginogenesis dengan kejutan panas.

Metodologi Ginogenesis

Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini antara lain : akuarium, pemanas air, stop watch, termometer, lempengan kaca, bulu ayam, mangkuk atau baskom, kertas tissue, alat bedah, rak plastik, box UV, dan aerator. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan meliputi : induk ikan lele jantan dan betina, larutan fisiologis, dan ovaprime.
Pertama-tama dengan menyuntikan ovaprime pada induk lele baik jantan dan betina. Tujuan penyuntikan yaitu agar gonad menjadi cepat matang. Selanjutnya, dilakukan stripping (pengurutan) terhadap induk betina lele untuk menmengeluarkan sel telur. Sedangkan induk jantan, perutnya dibedah untuk diambil gonadnya.yang berisi sperma. Kemudian materi genetik dalam sperma ikan lele dinonaktifkan dengan sinar ultraviolet (UV). Selanjutnya, menentukan waktu yang tepat ketika materi genetik dalam sperma mati tetapi sperma tersebut masih motil. Setelah mendapatkan sel telur dan sperma, keduanya direndam terlebih dahulu dengan menggunakan larutan fisiologis. Kemudian sperma dan ovum dicampur dalam mangkuk dan dikocok dengan pelan menggunakan bulu ayam.
Menyiapkan tiga akuarium yang mempunyai suhu yang berbeda pada akuarium kedua. Akuarium yang pertama dan ketiga merupakan akuarium dengan suhu ruang. Sedangkan suhu pada akuarium kedua, yaitu dengan membuat suhu akuarium menjadi 40oC. 400-500 butir telur dibagi ke dalam lempeng-lempeng kaca yang di letakkan ke dalam akuarium satu. Menunggu selama 2,5 menit dari awal pembuahan, lalu telur yang menempel dalam lempengan kaca diletakkan dalam rak plastik untuk memudahkan pemindahan. Lempengan kaca ini berfungsi sebagai tempat melekatnya sel telur. Kemudian memasukkan ke dalam akuarium kedua dan dibiarkan selama 3 menit. Lalu memindahkannya ke akuarium ketiga. Selanjutnya dipindahkan ke akuarium pemeliharaan yang telah diberi methylen blue dan diaerasi. Ikan perlakuan dipelihara hingga menjadi larva atau benih dan siap diamati tingkat keberhasilannya.

Pembahasan

Ginogenesis merupakan keturunan yang dihasilkan melaui mekanisme partenogenesis, tapi telur membutuhkan rangsangan dari sperma untuk berkembang. Namun, sel sperma tidak menyumbangkan materi genetik apa pun pada anak.
Sebelum melakukan ginogenesis buatan dengankejutan suhu, dilakukan penyuntikan induk ikan lele (Clarias sp.) dengan Ovaprime, dengan tujuan mempercepat pematangan gonad. Menurut King dan young (2001) dalam Maftucha (2005), ovaprime merupakan produk yang mengandung 20µg D-Arg6, Pro9-Net sGnRH dan 10 mg domperidone per ml propylene glycol. Ovaprim telah teruji dan terbukti efektif pada ikan, dimana secar signifikan mendorong pematangan tanpa mempengaruhi kemampuan hidup dan fekunditas suatu ikan.
Proses selanjutnya adalah menghancurkan materi genetik sperma dengan sinar ultraviolet (UV), dengan tujuan menonaktifan material genetik sperma melalui radiasi dengan bahan mutagen sehingga sperma hanya mampu merangsang perkembangan telur tanpa menurunkan sifat genetik. Dunham (2004) dalam Yusrizal (2004) menyatakan bahwa bahan mutagen yang dapat merusak gen pada sperma ada bermacam-macam yaitu sinar gamma, sinar ultraviolet (UV), dan sinar X.
Setelah peradiasian sinar UV dilakukan pengecekan sperma. Hal tersebut untuk melihat motilitas sperma. Jika sperma motil tanpa materi genetik di dalamnya maka dapat dilakukan perlakuan ginogenesis selanjutnya. Jika sperma itu nonmotil atau mati maka ginogenesis tidak dapat terjadi yang terjadi hanya diploidisasi biasa.
Sel sperma motil tanpa materi genetik yang di dapat dicampurkan dengan sel telur. Tujuannya untuk melakukan pembuahan. Pada proses ini sperma bergerak mencari sel telur yang akan dibuahi.
Kemudian dilakukan kejutan suhu, perlakuan ini bertujuan untuk mencegah pengurangan kromosom betina pada proses perkembangan telur yang akhirnya dapat menghasilkan zigot yang diploid dan homozigot sebab pada dasarnya embrio ginogenetik adalah haploid (Purdom dan Lincoln, 1973 dalam Suhartono, 1992). Hollebecq et al., (1986) dalam Suhartono (1992) yang menyatakan bahwa pembentukkan diploid ginogenetik dengan menggunakan kejutan panas lebih baik dibandingkan dengan menggunakan kejutan dingin. Lama kejutan, suhu dan waktu awal kejutan yang diberikan setelah pembuahan untuk tiap jenis ikan berbeda-beda (Sumantadinata et al., 1990 dalam Suhartono, 1992)
Ginogenesis secara spontan dapat terjadi akibat tertahannya polar body II oleh spermatozoa. Hal ini disebabkan pada saat polar body II akan keluar bertabrakan dengan spermatozoa yang akan masuk ke dalam mikrofil sehingga polar body II tidak jadi keluar dan spermatozoa terpental keluar, akibatnya gamet jantan digantikan oleh polar body II sehingga ploidi tetap dua. Sedangkan pada ginogenesis buatan dilakukan dengan cara memanipulasi kromosom (Purdom, 1983 dalam Yusrizal, 2004). Menurut Sumantadinata et al., (1990) dalam Suhartono (1992) Diploid ginogenetik meiotik diperoleh dari tertahannya polar body II oleh kejutan panas pada saat meiosis kedua sedangkan diploid ginogenetik mitotik diperoleh akibat tertahannya pembelahan pertama sel sehingga sel yang terbentuk menjadi diploid.

Daftar Pustaka

Maftucha, Lulu. 2005. Pemijahan Secara Buatan Pada Ikan Gurame Osphronemus gouramy Lac. Dengan Penyuntikan Ovaprim. Skripsi. Departemen Budidaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor.

Suhartono. 1992. Penampilan Generasi Kedua Ginogenetik Diploid Mitotik (G2N-Mitotik) Ikan Mas (Cyprinus carpio) Kumpay. Skripsi. Departemen Budidaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor.

Yusrizal. 2004. Ginogenesis Ikan Sumatra (Puntius tetrazona; Blecker) Dengan Umur Zygot Yang Berbeda Pada Saat Kejutan Panas. Skripsis. Departemen Budidaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor.

Untuk mendapatkan informasi lebih lengkap anda dapat mencari di SEARCH pada akhir halaman web ini (paling bawah). Masukan keywordnya

No comments: